This blog belongs to Seppri

Kamis, 23 Oktober 2008

DIGITAL MARK READER


Mahalnya teknologi OMR mencetuskan penelitian untuk membuat sistem pemindaian LJK berbiaya rendah. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mempermudah semua kalangan agar dapat menggunakan sistem seperti ini dengan biaya terjangkau. Salah satu penggagas penelitian ini pada tahun 2002 adalah Bpk. Iping Supriana dan Arif Rahmat, keduanya adalah peneliti dari Institut Teknologi Bandung, salah satu dari sekian banyak perguruan tinggi di Bandung yang terkenal dengan kualitas para mahasiswanya.
Pada tahun 2004 diluncurkan satu produk software pemeriksa lembar jawaban komputer dengan memanfaatkan fasilitas scanner dokumen untuk menghasilkan gambar yang kemudian di proses sedemikian rupa sampai akhirnya mengeluarkan analisa-analisa dan data data yang selama ini di input secara manual, seperti :Scoring untuk ujian konvensional dan TOEFL, Penggabungan Nilai, Statistik, Analisis Daya Pembeda, Analisis Tingkat Kesulitan Soal, Remedial, CBT (Competence-Based Test), serta Range Group (untuk kebutuhan Try Out). Selain itu, analisis untuk kuesioner Quality Assurance (QA). Untuk kebutuhan analisis yang lainnya, DMR dapat dikustomisasi menyesuaikan kebutuhan. Analisis analisis diatas tentunya sangat membantu dalam mengefektifkan waktu.
Sebagai contoh untuk para guru, membutuhkan waktu beberapa hari untuk memeriksa sekaligus menganalisis jawaban dari para siswa, belum lagi harus menginput nilainya di raport siswa. Pekerjaan seperti itu sekarang sudah bisa dikerjakan secara komputerize, jadi para guru dapat lebih konsentrasi untuk membuat soal yang lebih berkualitas. Eksistensi DMR ternyata mendapatkan sambutan hangat dari dunia pendidikan maupun industri perusahaan, terbukti sampai saat ini DMR sudah dipercaya oleh kurang lebih 261 pengguna yang tersebar diseluruh Indonesia. Hal tersebut membuktikan bahwa sebetulnya masyarakat sangat membutuhkan teknologi yang berbasis digital seperti ini. DMR memiliki banyak kelebihan, sensitivity salah satunya. Meskipun proses yang dilakukan menggunakan speed tinggi tapi tentunya yang menjadi point penting adalah bagaimana data bisa terbaca secara jelas, dengan fasilitas sensitivity semua pernyataan diatas telah terjawab. Sensitifitas pembacaan software terhadap tingkat kehitaman tertentu dapat mudah diatur, tapi jangan salah paham disini software tidak dipaksa untuk membaca dalam tingkat kehitaman tertentu, melainkan pembacaan software “pintar” ini mampu membaca lebih dari sekedar membaca bulatan penuh.
Kini siswa tidak perlu bersusah susah payah untuk memberikan tanda bulatan penuh bahkan sampai memakai alat bantu penggaris supaya bulatan tidak melebihi batas. Hal tersebut ternyata secara tidak langsung mempengaruhi mental para siswa. Output yang dihasilkan akan tersimpan secara otomatis dan size nya tidak memakan banyak space hardisk, satu image berukuran kurang lebih 6,5 kb. Artinya software ini juga akan sangat hemat jika dipandang dari size image yang tersimpan
posted by -Seppri- at 08.25

6 Comments:

G the first...hehehe..

Wew..post yg bagus..walo panjang banget ne.. Istilahnya kurang banyak yg g tahu, sep.. OMR apa y..?

Kayanya guru2 mulai lebih gampang kerjaanya dalam mengoreksi bahan ujian siswa.. tinggal pake scan ke comp aja..

Nice post..!

23 Oktober 2008 pukul 10.14  

sangat membantu para guru-guru terutama
ya seperti koreksi tuga murid2.
tp optimal ga y?
takutnya salh koreksi

23 Oktober 2008 pukul 20.39  

Iya OMR apaan neh??? tp tanpa menghiraukan OMR g merasa ini adalah sebuah keuntungan bagi guru-guru.Guru-guru tidak udah capek2 mengoreksi tugas murid2nya...tp apakah ada kemungkinan terjadi error dalam pengecekan tugas dengan digital mark reader ini?nice post frenzzz...

24 Oktober 2008 pukul 02.53  

what is OMR???

ntar di masa depan, guru2 lebih gampang tuh periksa ulangan murid2

ini adalah penemuan yang berguna di bidang pendidikan khususnya mrk para pengoreksi hasil ulangan..

kira2 bisa digunakan untuk yang lain gak??

25 Oktober 2008 pukul 07.25  

waduh ... berat neh posting. kagak ngeti ane. tp klo melihat sensitivitasnya yg tinggi sgt di sayangkan xlo cuma di pakai untuk ngecek nilai murid2 oleh guru. sapa tau bisa meningkatkan kinerja KPu untuk melihat uji statistik hasil pemilihan. nice post sep ^^

26 Oktober 2008 pukul 03.17  

iy ini mbt guru2 lebi muda dalam mengkoreksi pkerjaan murid. tapi bgaimanapun ad baekny penilaian scara manual, krena terkadang ad hal2 yg dapat dprtimbangkan oleh guru yg tdak dpt dlakukan oleh "alat" smacam itu

26 Oktober 2008 pukul 07.34  

Posting Komentar

<< Home